Hai semuanya! Aku mau bagi vsco preset ke-2 aku nih! Namanya elegant white. Tapi sebelumnya aku mau cerita sedikit, kenapa aku lebih suka pakai vsco daripada lightroom. Jadi, untuk semua foto aku, pasti filter nya aku edit pakai vsco, karena menurut aku, vsco lebih simple dan anti ribet walaupun tools nya ngga sedetail di lightroom. Sebetulnya kalau edit filter untuk foto, "pinternya" kalian aja untuk main di adjustment. Daripada banyak basa-basi, langsung aja yuk di cek resep untuk preset ini!
Ohiya, ada beberapa catatan nih untuk kalian mengenai preset ini;)
Semoga kalian suka ya dengan vsco preset aku yang satu ini! Sampai jumpa di bagi-bagi vsco preset aku yang ke-3!

SATULITE? Apasih itu? Satulite adalah Sabtu Literasi, konten yang berisikan seputar dunia literasi setiap hari Sabtu di sssyarifa. Disini satulite akan banyak mengulas buku, taman baca, dll. Selain itu satulite juga akan memberikan beberapa tips dalam menulis, memilih buku bacaan untuk teman travelling atau sekedar kopi di pagi hari.

Satulite kali ini bakal mengulas singkat buku yang ditulis oleh Robin Wijaya. Mengenai apasih buku biru yang terkesan melankolis ini? Langsung aja yuk baca ulasan singkatnya!

Melankolia Ninna

Penulis: Robin Wijaya

Banyak orang mengatakan bahwa sebuah keluarga berfondasikan 3 elemen; suami, istri dan anak. Jika salah satu dari mereka tidak ada, maka keluarga itu akan terpecah. Bahasan inilah yang kemudian diangkat oleh Robin Wijaya dalam novelnya yang berjudulkan "Melankolia Ninna".

Melankolia Ninna merupakan novel yang menghampar duka sepasang suami-istri; Gamal dan Ninna yang tanggal mimpinya saat Ninna terpaksa kehilangan rahim yang mengandung impian keluarga kecil mereka. Dalam novel ini, kita diajak untuk berjelajah dalam duka Gamal dan Ninna yang disajikan dalam 2 sudut pandang, sehingga pendikripsian duka antara tiap tokoh pun berbeda. Walaupun begitu, Robin Wijaya berhasil menyajikan-nya tanpa memihak duka siapa yang lebih besar.

Novel ini layaknya jendela bagi kita yang terkadang suka melihat duka hanya dari satu sudut pandang sehingga mengabaikan bahwa kita bukanlah satu-satunya yang terluka. Lewat novel ini, Robin Wijaya telah mengajarkan kita bahwa sesungguhnya duka bukan hanya milik sendiri namun juga mereka yang terlibat di dalamnya, dan bagaimana bahwasannya mimpi yang mati bukanlah alasan untuk sebuah keluarga berakhir pecah.

"Ada prinsip-prinsip dalam hidup yang kita pertahankan setengah mati, dan ada pula yang akhirnya kita lepaskan" - Halaman 35